image

Aku sangat menyukai pelangi, ntah sejak kapan. Banyak orang yang bertanya mengapa aku begitu menyukai salah satu bagian dari langit ini, karena mungkin terdengar agak kekanakan. Bagiku, pelangi menghilangkan egonya dengan memancarkan keceriaannya. Meskipun ia tau bahwa ia tidak akan terus berada di tempat yang sama dengan keindahannya dalam waktu yang lama, setidaknya ia sudah berusaha membuat orang yang melihatnya menjadi bahagia.

Hari itu hujan deras mengguyur mobilku yang tengah dalam perjalanan untuk kembali ke rumahku. Aku memandangi setiap bulir air yang turun di kaca mobilku dan merenungkan seberapa banyak air mata sesungguhnya yang menetes bersamaan dengan semua tetesan hujan ini.
Mungkin memang sesungguhnya nggak begitu penting buatku. Tapi nggak ada salahnya juga kan berharap setiap hari hanya ada pelangi tanpa adanya hujan? Meskipun nyatanya hal itu nggak mungkin, ada bagian dari hati kecilku yang percaya bahwa akan ada hari orang nggak akan terluka saat disakiti, nggak akan kecewa saat ditiggalkan. Aku menyadari semua itu dapat menjadi nyata, namun dengan konsekuensinya sendiri. Hati yang nggak terluka saat disakiti dan yang nggak akan kecewa saat ditinggalkan adalah hati yang bukan lagi hati. Hati yang udah nggak ngerasain hangatnya cinta dan kasih sayang. Mati. Harga yang cukup mahal.

Aku belajar untuk nggak berpatok pada hujan dan badai, tetapi menunggu-nunggu keajaiban yang akan terjadi setelah semua itu berlalu. Mungkin nggak akan mudah, tetapi…

image

Percayalah pelangi sesudah hujan benar-benar nyata. Sesederhana kepercayaan itu dapat membuatmu bahagia dalam badai.